BANJIR LAGI BANJIR LAGI

Zakiyah Rizki Sihombing

Belakangan ini curah hujan yang tinggi kerap melanda Medan inti kota dan pinggiran mengakibatkan banjir di sejumlah titik. Masyarakat kota Medan mulai resah, terganggu dan gelisah sebab banjir tersebut mengakibatkan terhambatnya aktifitas seperti ruas jalan yang ditutup, wabah penyakit yang menyebar, kendaraan yang mogok ketika meilntasi jalan yang tergenang air dan rumah yang kotor sampai masuk ke kediaman warga. Ratusan rumah terendam dan ribuan warga terpaksa mengungsi seiring menunggu berangsur surutnya banjir.
Medan Bisnis, 06 Desember 2015

Drainase atau pengatusan yang diartikan sebagai pembuangan massa air alami maupun buatan dari permukaan atau bawah permukaan suatu tempat kini dianggap buruk dan tidak berfungsi. Tak hanya itu, meluapnya aliran sungai yang ada di kota Medan juga membuat banjir semakin parah dan sulit dikendalikan. Memang benar meluapnya aliran sungai adalah persoalan lingkungan dimana terjadi kerusakan daerah aliran sungai yang kemudian menyebabkan sedimentasi, penyempitan sehingga membuat palung sungai tak maksimal menampung air. Namun, aksi pemerintah belum terlihat nyata seperti turun tangan dan mengatasi banjir yang melanda kota metropolitan ini.

Semakin banyak penduduk yang berdiam menghuni di kota Medan dan didirikannya rumah di bantaran sungai memperparah kondisi yang menyebabkan banjir di kota Medan, tak jarang banjir besar melanda enam kecamatan di kota Medan seperti Medan Baru, Medan Selayang, Medan Johor, Medan Petisah, Medan Polonia dan Medan Marelan.
Warga seperti kehabisan solusi, berbagai cara sudah dicanangkan namun pengaplikasian nyata sepertinya kurang dimaksimalkan. Di Medan sendiri saluran drainase memang terlihat tidak berfungsi. Parit, gorong-gorong dan saluran air dipenuhi sampai yang tidak dikendalikan dengan baik. Sungai juga dipenuhi sampah yang sebelumnya dibuang oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal ini adalah poin utama yang menjadikan tersumbatnya sampah dimana-mana, tidak heran ketika curah hujan tinggi maka banjir pun menghampiri.

"Medan banjir karena banyak orang buang sampah tidak pada tempatnya, diharapkan masyarakat dapat membuat pencegahan seperti bendungan, memperhatikan kebersihan, membersihkan selokan, buat aliran air, biopori dan menggali sumur" komentar Riska, salah satu mahasiswi USU.

Medan sebagai kota padat penduduk sepertinya sudah pantas untuk lebih memperhatikan lagi kebersihan lingkungannya, dimana hal ini wajib dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Banjir yang menjebak agar kelak tidak memperparah keadaan, diharapkan masyarakat sadar untuk membuang sampah pada tempatnya, mengurangi tingkat kelahiran, membersihkan selokan dan aktif bergotong royong. Tidak hanya itu, pemerintah juga kedepannya dimohonkan untuk dapat menghimbau masyarakat kota Medan untuk berbenah diri terutama agar kebersihan lingkungan dapat terjaga demi menghindari bencana banjir yang kerap merugikan kita semua. Juga dapat memfungsikan kembali drainase untuk mengatur pasokan air demi pencegahan banjir dan menjaga kualitas air tanah. (zakiyah rizki sihombing/ ryvani fadlila siregar)

Komentar

Postingan Populer