IKO, SOSOK YANG WAJIB DICONTOH

*YANG BERKARYA


Oleh : Zakiyah Rizki Sihombing

      Dewasa ini berprestasi di dunia modeling bukan lah hal yang mudah, selain harus mempunyai tubuh yang ideal seorang model juga harus pandai menjaga kesehatan dan rajin berolahraga. Seperti halnya Eko Ardilla Harahap, pria kelahiran 15 November 1991 yang biasa disapa Iko ini telah aktif di dunia modelling sejak tahun 2010. Memiliki fisik yang ideal adalah impiannya, dilihat dari ketekunannya sehari-hari dalam menjaga makanan, berolahraga serta menerapkan pola hidup sehat. 

      Layaknya model pada umumnya, pria ini memiliki kulit yang putih, hidung yang mancung, tubuh yang tinggi, kemampuan berbahasa inggris yang bisa diacungin jempol dan tentunya sifat ramah yang ia miliki membuat orang betah berkomunikasi dengannya. 

      Pria asal Asahan ini telah meraih berbagai prestasi seperti ; terpilih menjadi “Abang Asahan” tahun 2011, wakil “Duta Wisata” SUMUT 2011, Mr. Celebrity 2012, dan yang paling membanggakan adalah ketika Iko menjadi utusan duta wisata wakil SUMUT IDBUDPARINDO (Ikatan Duta Budaya dan Pariwisata Indonesia) di Twin Plaza Hotel & FX Sudirman kota Jakarta pada tahun 2012 lalu.

      Menjadi seorang model tentunya merupakan prestasi yang sangat membanggakan, terutama bagi dirinya dan kedua orang tuanya. Prestasi tersebut benar-benar ia tekuni sehingga menghantarkannya ke kota Jakarta. Menyandang gelar duta wisata kerap menjadikan pria penyuka travelling ini bertemu orang-orang hebat untuk sekedar berbagi cerita dan pengalamannya dengan mengadakan meet up di salah satu mall di Jakarta.
   “Jadi model itu gak susah kok, yang penting percaya diri dan berani mengexplore apa yang ada di dalam diri kita, dan jangan lupa juga untuk memperhatikan fisik dan kesehatan” jawab Iko ketika ditanya tentang tips berprestasi di dunia modelling.

      Anak pertama dari empat bersaudara ini menjalani hidupnya menjadi anak perantau. Baginya menjadi anak perantau memang bukan hal yang mudah, apalagi di ibukota yang mayoritas penduduknya betawi-sunda, perlu waktu berbulan-bulan untuk menyesuaikan aksen logat Sumatera yang ia bawa. Namun, untungnya ia menemukan komunitas “Anak Medan” disana sehingga ia tak merasa sendiri di kota metropolitan tersebut.

      Setelah menyelesaikan studi d3nya di STMIK AMIK Royal Kisaran, kini Iko menlanjutkan studi S1 di universitas ternama di Jakarta. Ya, President University menjadi pilihannya dengan mengambil jurusan information system. Disela-sela kesibukannya di dunia perkuliahan, ia juga bergabung di perusahaan asing menjadi sales engineering Sandvik Coromant Indonesia Swedia di Jakarta untuk memenuhi kebutuhannya mengingat biaya kehidupan di Ibu kota yang tak terbilang nilainya.


      Dua tahun sudah ia menetap di Jakarta, berniat untuk pulang ke kampung halaman setelah usainya pendidikan S1nya di President University kembali ia urungkan mengingat tekadnya yang ingin menyambung S2 di Universitas Indonesia. Baginya menuntut ilmu adalah segalanya, tetapi juga diperlukan tindakan nyata setelahnya. Sehingga kelak ia berniat setelah menamatkan studi S2 nya ia ingin kembali ke kampung untuk menjadi entrepreneur yang hampir 50% telah ia persiapkan. “Aku banyak belajar dari cara kerja yang cekatan dan transfaransi disini, semoga aku bisa meralisasikannya di Asahan nanti” ujarnya.

      Prestasi yang telah Iko raih sampai sekarang tidak terlepas dari dukungan dan doa dari orang tuanya, kedua orang tua yang paling berjasa di hidupnya “OMG kalau bahas orang tua aku sensitive banget. Apalagi kalau cerita tentang mama, mama itu wanita paling hebat, mama itu segalanya bagiku, mama selalu support dan nasihatin aku, ” ujar Iko. 

     Menjadi orang hebat memang tidak mudah. “Andai manusia memiliki 10 sifat, maka 9 diantaranya adalah sifat buruk dan 1 sifat yang baik. Semua tergantung bagaimana manusia itu memanfaatkan sifat baik yang ada didirinya untuk menjadi orang hebat” Iko menambahkan.



      Ketika reporter tamu Harian Medan Bisnis hendak menyudahi wawancara, kami mengajukan pertanyaan apa arti hari ibu bagi seorang Iko dan kejutan apa yang biasa ia berikan kepada ibu di hari tersebut “Hari ibu itu adalah hari dimana mama gak boleh kerja seharian hehehe” jawabnya. “ Mama harus sangat diistimewakan dihari itu, biasanya aku selalu kasi kejutan dihari itu, tapi semenjak tinggal di Jakarta, adik-adikku yang menggantikanku. Seperti tahun lalu, aku mengirimkan presto dari Jakarta buat mama di kampung, duh aku jadi benar-benar kangen Mama” tambahnya lagi dengan mata yang berkaca-kaca sembari tersenyum bahagia.


Read more :




By : Zakiyah Rizki Sihombing (@AtuAlaa)
Medan, 21 Desember 2014 : 22:41 WIB




Komentar

Postingan Populer