JUST FOR PR AND SKD



mechavya.wordpress.com

Aku tak ingat betul kapan mengenal sosok ini, yang pasti kami memiliki hobi yang sama “menulis.” Perawakannya tak serupa dengan apa yang ada dibayanganku tentangnya, awalnya kupikir Ia seorang yang brandalan, reman bahkan seniman. Kalian tahu apa alasannya? . Penampilan! Rambut gondrongnya, postingannya yang melulu tentang demo mahasiswa dan hal-hal kecil lainnya yang mendukung pendapat pribadiku waktu itu. Lambat laun aku sadar, bahwa Ia bukanlah begitu. Ia seorang yang berprilaku baik, pemuda yang mencoba mengungkap kebenaran lewat kalimat-kalimat sederhana. Sebut saja seorang wartawan.
Kesukaanku pada puisi mengawali cerita. Aku berulang mengirimkan tulisanku pada medianya (maksudku, media tempat Ia bekerja). Aku sadar bahwa saat itu aku hanyalah pemula, namun apresiasinya sangat bagus, bahkan tak sekalipun ia mengejek tulisanku yang amburadul itu. Tak lupa “scan-an” puisiku yang terbit selalu hadir olehnya tepat waktu. 

Tak jarang, aku merepotkannya dengan ocehan-ocehan atas kehebohanku disela kesibukannya. Seperti misalnya “Bang, aku udah kirim puisi, jangan lupa kalau terbit abang scan-kan ya” , “Bang, scan-annya mana, kirim yo”, “Bang, jangan lupa yang media online hari tu ya”, “Bang, baca tulisanku di blog yo”, ah ntahlah aku memang selalu menyusahkannya. Tetapi, dengan senang hati pula Ia membantuku, menyempatkan diri mengedit tulisanku padahal kesibukannya merajalela.

Sampai suatu ketika aku ingin menjadi “wartawan” sepertinya. Tapi katanya jangan. Entah mengapa aku pun tak paham alasan tepatnya. Berulang aku berterima kasih atas bantuannya, berulang pula aku merasa banyak berhutang budi pada abang-abang wartawan yang tak pernah kutemui ini. “Abang yakin suatu saat kau jadi penulis terkenal dek, jangan lupa tuliskan namaku di dalam bukumu ya” ujarnya ketika itu. Nah, ini tentu menjadi amanah yang ingin rasanya kusegerakan. Semoga saja ya.

Belakangan, aku tahu bahwa Ia ingin mempersunting seorang gadis cantik yang telah dinantinya sekian lama. Seperti katanya “Ini surpise Tuhan untuknya.” Hamdallah, wasyukurillah hari ini itu terlaksana. Aku turut bahagia sebab aku tahu tak ada yang lebih indah dari sebuah pernikahan. Iya kan Bang Bens? Hehehe…

Selamat menjalani usia penuh cinta bersama kakanda Suri Kartika. Selamat menjalani hari dengan senyum bahagia, karena puasa kali ini justru punya teman sahur dan berbuka yang berbeda dari biasa. Selamat mengukir cerita suka karena berada berdampingan dengan kakanda Suri Kartika akan membuat hidup menjadi lebih sempurna. 



Selamat buat keduanya, kepada Abangda Perdana Ramadhan dan Kakanda Suri Kartika Dewi. Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah.



Salam sahabat dari Zakiyah, di Medan.

Komentar

Postingan Populer