Anak Kembar yang Tak Selamanya Sama “TwiRies”

Oleh : Zakiyah Rizki Sihombing


Judul Buku       : TwieRies (The Freaky Twins Diaries)

Penulis              : Eva Sri Rahayu dan Evi Sri Rezeki

Penerbit            : de TEENS

Tahun terbit      : Mei 2014


Sumber foto dari internet ckckck 

Twiries merupakan singkatan dari the freaky twins diaries adalah karya penulis kembar bernama Eva Sri Rahayu dan Evi Sri Rezeki. Keduanya adalah penulis novel, namun ini adalah buku kolaborasi pertama yang mereka tulis. Seperti novel karya Eva sebelumnya berjudul : I’m Not an Underdog (Buku Pop, 2006), Dunia Trisa (Stiletto Book, 2011), dan Love Puzzle (Teen@Noura, 2013) dan juga novel karya Evi yang berjudul ; Marsmallow (Chibi Publisher, 2008), CineUs (Teen@Noura, 2013).

Di televisi kita sering sekali melihat penggambaran anak kembar yang berbeda, seperti yang satu protagonis dan yang satu antagonis. Hal itu dianggap tidak adil oleh kedua penulis kembar ini karena pada sesungguhnya mereka merasakan banyak hal berbeda dari apa yang mereka dapatkan dari televisi. 

Di dalam buku Twiries ini, Eva dan Evi mencoba menjelaskan ; apakah setiap anak kembar memiliki masalah yang sama, apa beda dari si kembar, apakah si kembar saling ketergantungan, bagaimana anak kembar selalu dbandingkan dalam hal prestasi, sifat dan penampilan dan lain sebagainya.

“Apa sih bedanya kalian” tanya orang kesatu. “Nah, kalau mata Evi itu belo-beo sipit. Kalau saya sipit-sipit belo,” jawab Eva dengan bersemangat.

“Apa sih bedanya kalian?” tanya orang keseratus tujuh. “Eva belo, eva sipit,” jawab Evi. Dengan tangan mengetuk-ngetuk meja tak sabar.

“Apa sih bedanya kalian?” tanya orang ketiga ribu tiga puluh dua. “Belo, Sipit,” kata kami dengan muka datar dan memberi ajwaban yang tidak menjelaskan sama sekali.

“Apa sih bedanya kalian?” tanya orang kesatu juta delapan ratus ribu empat puluh Sembilan. Menyipitkan mata. “…”

Ketika membuka halaman awal buku ini, pembaca akan menemukan foto sang penulis dimana secara refleks kita akan membandingkan wajah dari keduanya. Akan banyak perbedaan dari fisik tetapi untuk secara keseluruhan perbedaan dari si kembar akan disimak pada halaman-halaman selanjutnya. 

Twiries diceritakan oleh penulis kembar ini dengan contoh-contoh yang mudah ditangkap. Keduanya secara mudah menceritakan bagaimana mereka selalu dibedakan, dan munculnya pertanyaan-pertanyaan abadi dari masa ke masa seperti “siapa kakak dan siapa adik, lebih cantik mana Eva dan Evi, siapa yang lebih pintar.” Juga persoalan tukar menukar, apakah orang pernah salah panggil ketika melihat satu diantara mereka,bahkan mereka pernah tukar menukar sekolah karena ketika SMA mereka berada pada sekolah yang berbeda. Apakah misi tukar menukar sekolah mereka berhasil? Keseruannya dibahas secara mendalam, seperti bagaimana teman-teman Eva dan Evi dapat melihat perbedaan dari keduanya.

Novel ini dibagi menjadi tiga bagian dimana tiap bagian akan berisi hal-hal yang sering terjadi diantara mereka. Unsur komedi yang terdapat didalamnya juga menjadi bahan yang menjadi tawa para pembaca. Selain itu pembaca tidak akan merasa bosan karena selang beberapa halaman akan diisi dengan adegan-adegan komik yang akan membuat novel ini seolah makin hidup dan pembaca akan terus membaca sampai akhir.

Nah, pesan yang disampaikan dari novel ini adalah bahwa anak kembar tidak memiliki sifat, kepribadian, fisik seperti dibelah dua. Artinya tidak selamanya mereka sama seperti yang kita lihat di televisi. Ini adalah kisah nyata, tentunya akan memperkaya pengetahuan kita tentang anak kembar yang sesungguhnya.






Komentar

Postingan Populer