Jumawa dan Pemilik Cinta

*Puisi Narasi

Zakiyah Rizki Sihombing


Gundah yang lalu, kubiarkan ia lepas melayangkan gulana yang mendidih, menyeruak noktah berlumur dosa yang jumawa. Adakah maaf beribu ampun, olehmu sang pendidik diri? biar melupa sekejapku tapi engkau merembih pilu.

Aku masih saja menderak-derak diri, tersadarkan betapa jahannamnya si pemilik tulisan ini. Padahal tahukah kau, semua yang tercurah lewat tanganku adalah tentangmu, tentang kekagumanku atasmu. Wahai kedua insan pemilik cinta, sudikah tanganmu menghibah maaf atasku si jumawa diri ini?

Biarku menderu sampai nanar berkelubung beku. Masih tertera jelas di toko buku, hasil karya si jumawa diri yang melupa akan cinta. Suara yang berlapuk-lapuk ketika nama dipanggil haru, tapi kulupa menadakan nama sang pemilik cinta.

Tatkala begini, kusaksikan rindu yang menggebu dari dua pasang mata terlihat sendu. Begitu pun denganku, memohon ampun atas dosa yang berlipat-lipat. Nyatanya mulut merapat. Menimang malu yang bangsat.

Si Jumawa lupa. Ada Papa dan Mama. Penyemangat diri sosok inspirasi tempat mengabdi. Kepada kedua insan pemilik cinta, maafkan si jumawa anak durhaka.

Komentar

Postingan Populer