Rapor Dini

*(Ini adalah CERNAK pertama saya, untuk pertama kalinya pula terbit di Harian Analisa bulan Juni 2013 lalu, masih belajar dan masih penuh kekurangan)



Hari ini adalah pembagian rapor semester. Dini mendapatkan rangking satu setiap tahunnya. Ia sangat senang sekali. Sampai di rumah ia mendapatkan ucapan selamat oleh teman-temannya. Karena begitu senang dan tak sabar ingin bermain dengan teman-temannya, ia pun mencampakkan tasnya begitu saja dan tidak mengganti pakaian sekolah.

“Nak, ganti pakaiannya dulu baru main-main” nasihat ibu pada Dini. Tapi ia tak memperdulikan apa yang dikatakan ibunya. Dini terus bermain bersama teman-temannya hingga sore hari. Karena kelelahan Dini pun jadi malas bergerak untuk mandi.


Malam harinya, badan Dini berbintik-bintik merah. Ia pun menangis dan mengadu pada Ibu. Ibu bilang itu akibat ia tidak mandi sehingga nyamuk jahat mengigiti tubuhnya. Ibu menyuruhnya untuk segera mandi dan mengganti pakaian.


Libur semester ada dua minggu, Dini bisa bersenang-senag dengan teman-temannya lagi dan bermain sepuasnya. Dini bahkan belum mandi pagi, tetapi ia langsung pergi saja ke rumah Kiki yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumahnya.


“Dini, mau kemana ? dicari Ayah tuh” terika Ibu sambil melambaikan tangannya. Tetapi Dini tak perduli dan berlari meninggalkanIbu yang memanggilnya.

Sepulang bermain, Dini langsung masuk ke kamarnya dan tertidur. Ibu yang memperhatikan Dini pun heran kenapa akhir-akhir ini Dini asyik bermain dan tak ingat waktu.

“Nak, mana rapornya. Sini biar Ayah lihat dan sekalian Ayah tanda tangani” ucap ayah ketika sarapan pagi.

“Oh , tunggu sebentar Yah biar Dini cari” ujar Dini tegas dan pergi ke dalam kamarnya.

Tak berapa lama kemudian.

“Ayah, rapor Dini hilang” ucapnya sambil menangis ketakutan

“Kemarin kamu letak dimana terakhir kali sayang ?” Tanya Ibu lembut

“Gak tahu Bu, Dini lupa” 

Dini pun menangis tersedu-sedu sambil ketakutan karena rapornya hilang. Ia takut dimarahin Ibu guru di sekolah.




***

Belakang setelah rapornya hilang, Dini jarang bermain lagi bersama Kiki. Ia terus mencari rapornya yang hilang. Begitulah ketakutan yang ia alami sekarang.

Hingga suatu ketika Ibu menemui Dini di dalam kamarnya.

“Nak, ini tas Dini kan ? di dalam ada rapor yang Dini cari” ujar ibu seraya tersenyum

“Ibu nemu tas Dini dimana ? makasih banyak ya Bu” jawab Dini terlihat begitu gembira seraya memeluk ibunya.

Ibu hanya melontarkan senyuman terbaiknya. Ibu sengaja menyembunyikan tas Dini agar lain kali ia dapat menjaga tasnya tidak mencampakkannya begitu saja.


*Medan

Komentar

Postingan Populer