Kado Ulang Tahun

(Aku menulisnya setahun lalu, setelah membacanya hari ini aku sadar ternyata banyak kekurangan dalam penulisannya, yang berniat baca silahkan, yang tak suka abaikan wkwkw ; ini cuma FIKSI)



Tak terasa, lima hari lagi adalah ulang tahunmu. Sampai saat ini aku bingung harus memberikan kado apa, karena setahuku kau bukanlah seorang wanita yang berjiwa wanita hehehe. Namamu Risa tapi karena tingkahmu seperti laki-laki aku menamaimu Roso. Saat aku memanggilmu dengan sebutan itu kau hanya diam. Itu artinya kau setuju bukan. So, kau mau kado apa ? Apa lebih baik kuberi sebuh daster ya, supaya diumurmu yang ke 19 tahun nanti jiwa feminimmu bisa terwujud.

So, tahu tidak. Ketika aku berkompromi pada mama tentang kado apa yang akan kuberikan nanti padamu, mama bilang sebaiknya aku memberikanmu sebuah nama. Karena namamu yang sekarang tidak pas dengan sifat dan gaya hidupmu. Alhasil aku dan mama menertawaimu. Maaf ya So.

Oh iya, sudah lama ya kita tidak bertemu. Bagaimana sekarang postur tubuhmu ? tambah gemuk apa tambah cungkring seperti yang kulihat pada saat terakhir kali kita bertemu di acara perpisahan. Dan bagaimana keadaan jerawatmu ? aku masih mengingat katamu dulu, “Kalau kuliah nanti pasti jerawatku hilang total.” Apa benar sekarang jerawatmu sudah menghilang. Mudah-mudahan belum hilang ya, biar aku ada saingan hehe.

So, aku merindukanmu. Sudah hampir setahun kita tidak bertemu. Kapan nih kita bisa ketemu ? soalnya aku mau pamer. Rambutku yang dulu ikal sekarang sudah lurus seperti direbonding. Jangan iri ya So.

Jumat, 15 Maret 2013

Aku menelponmu tepat pada jam 12 lewat satu detik. Setelah kau mengangkat telponku, aku langsung menyalakan box music yang telah kusediakan sedari tadi. Lagu selamat ulang tahun itu mengalun lembut, aku masih menunggu lagu itu selesai dan siap siaga menunggu komentarmu.
“Halo Riso, bagaimana lagunya ? Ini rekaman suara asliku lo. Oh iya sekarang cek youtube ya,kata kuncinya (Riso, aku padamu )aku mengirimkan sesuatu untukmu”

Sekitar 15 menit aku menuggu dan tiba-tiba kau angkat bicara.

“Ki, maksudmu apa ? Kau udah pikun apa emang lupa. Atau jangan-jangan mau buat aku marah. Makasih lah untuk semuanya. Udah 5 tahun kita temenan tapi ini yang kau perbuat untukku”

“Eh, so…

Belum siap aku melanjutkan bicara, tiba-tiba saja telfonku dimatikan. Aku langsung mengecek film yang kuupload di youtube .

Aku merasa tidak ada yang salah dalam film itu. Bahkan aku telah membuatnya mati-matian selama tiga bulan. Tetapi apa yang salah ? Lalu sesegera mungkin aku menelfonnya.

“Halo So, apa yang salah dalam film itu ? Aku membuat film indie ini untuk menepati janjiku So. Apakah kau tidak ingat dengan janjiku dulu, yaitu akan membuatkanmu sebuah film indie ketika aku berhasil bergabung bersama komunitas editor kota Medan ? Ini fimnya So. 

“Tapi masalahnya hari ini bukan ulang tahunku Ki. 15 April ki, bukan 15 Maret, Dasar jahat”

Tuing, tuing. Aku jadi kalah malu ya ampun. Dasar aku pikun.

“So, maaaaa…”

Untuk kedua kalinya Riso mematikan telfonku, dia bener-bener ngambek. Dasar film pikun. Eh, dasar aku pikun.



*Medan, dalam kenangan.

Komentar

Postingan Populer