Sehari Berlatih Bersama Pembicara Gigih
Oleh : Zakiyah Rizki Sihombing
Rabu,
07 Mei 2014. Betempat di ruang sidang FISIP Universitas Sumatera Utara, sebuah
acara keren digelar, sebuah pelatihan menulis kreatif advertising dan novel ( fiksi ) oleh Mayoko Aiko dan Putra Gara.
Merupakan
acara yang terselenggara atas kerja sama departemen ilmu antropologi FISIP USU dengan program mayOkOaikOgOestOcampus
ke seluruh Universitas Negeri di Indonesia.
Di
awal acara, Ayah Mayoko Aiko mengajak peserta untuk membuat TVC serta
menjelaskan karakteristik iklan televisi serta proses produksi iklan yang
menarik. “Orang iklan itu Cuma jual ide” tandas Ayah Mayoko disela-sela
pembicaraannya, tampak peserta yang begitu antusias terhadap apa yang
dipaparkan oleh Ayah Mayoko.
Mengikuti
pelatihan seperti ini diyakini sebagaian orang untuk sebagai media pembelajaran
serta meningkatkan kekreativitasan dan minat menulis. Saya pribadi misalnya,
saya meyakini dengan mengikuti berbagai pelatihan menulis dapat meningkatkan
kekreativitasan saya dalam berkarya meskipun tidak banyak, setidaknya mampu
membangkitkan semangat menulis saya yang suka kabur-kaburan. Karena itulah,
kita perlu mengikuti hal-hal yang seperti ini.
Menjadi
penulis iklan memang tidak mudah, butuh proses panjang untuk sampai pada
pencapaian yang tinggi dan sukses, oleh karena itu dibutuhkan kemauan dari sekarang
untuk belajar banyak, begitulah ksimpulan yang dapat saya petik dari
penjelasakan yang dipaparkan oleh Ayah Aiko mengenai dunia adevertising.
Sesi
kedua, Opa Putra Gara dengan semangatnya membuka pembicaraan dengan mengatakan
sebuah judul apa yang akan ia sampaikan “ Menggenggam Dunia dengan Menulis” . Opa
Gara juga mengatakan bahwa “Menulis itu adalah sebuah disiplin, tidak perlu
menghabiskan waktu 20 jam dalam sehari” .
Penjelasan
tentang penulisan novel yang disampaikan oleh Opa Putra Gara begitu menarik
perhatian pesertanya, terlihat dari banyaknya peserta yang semangat bertanya
mengenai dunia kepenulisan dan penerbitan kepada Opa Gara dan disambung juga
dengan penjelasan Ayah Aiko, semangat bertanya itu muncul juga karena setiap
peserta yang bertanya mendapatkan sebuah buku keren dari Ayah Aiko dan Opa
Gara.
“Membaca
adalah salah satu proses yang tidak bisa ditinggalkan untuk menjadi penulis” jelas
Opa Gara dengan sigapnya, bahwa untuk menjadi penulis diperlukan pengetahuan
yang besar pula.
Diakhir
pembicaraan Opa Gara mengatakan..
Sesederhana
itu sebenarnya untuk menjadi penulis, yang salah yang tidak menulis, yang jelek
yang tidak menulis, jadi mulai sekarang yuk menulis.
Semoga
semua peserta mendapatkan banyak ilmu baru dari acara keren ini, dan semoga
Ayah Aiko dan Opa Putra Gara selalu diberi nikmat kesehatan dan kesempatan untuk
terus mengepak sayap dalam dunia kepenulisan.
14 Mei 2014
Komentar
Posting Komentar