Air Bah, Jakartaku
Zakiyah
Rizki Sihombing
Ketika
malam bersenandung kelam
Situasi malam
itu adalah lengang
Senyap dan
agak meredam
Tetapi
langit mulai bernada
Tak berapa
lama meresapi malam
Air-air pun
mulai berjatuhan
Dari langit
yang hitam, suram..
Seperti
semakin deras tanpa jeda
Air itu
berserak memenuhi jalanan kota juga desa
Lalu
menenggelamkan bocah kecil yang mulai berlarian
Jakarta,
lagi-lagi tenggelam
Seberapa
besar dosa yang sudah tertimpa
Mengenai kota
juga desa
Air bah
yang lupa surut
Mengapa ia
bertahan ?
Sedang
Jakarta begitu menolaknya
13 Januari 2014
Komentar
Posting Komentar