Tiga Poros yang Perlu Diterapkan dalam Pendidikan
Indonesia
adalah satu dari sekian negara di dunia yang sistem pendidikannya masih rendah.
Mulai dari fasilitas sampai sumber manusianya sendiri belum mumpuni, sehingga
membuat Indonesia kian tertinggal dari masa ke masa. Hakikatnya pendidikan
adalah sebuah pengelolaan tentang bagaimana seorang manusia dapat menebarkan
kebajikan, menumbuhkan manfaat sebaik-baiknya untuk memperoleh pengetahuan yang
tidak biasa. Oleh karenanya, pendidikan di Indonesia harus segera dibenahi agar
melahirkan generasi-generasi unggul demi memajukan tanah air.
Pendidikan |
Arus
global berjalan begitu cepat, memungkinkan Indonesia tertinggal semakin jauh
dari negara maju lainnya seperti Korea, Amerika maupun Jepang sekalipun. Satu
hal yang paling penting dalam memajukan pendidikan adalah mereka yang sedang
berada dalam posisi “generasi muda.” Indonesia membutuhkan generasi-generasi
yang peduli pada pendidikan untuk mewujudkan generasi impian bangsa, salah satu
contohnya adalah siswa maupun mahasiswa.
Di
Korea sendiri, seperti yang diceritakan Mr. Park, Jhang Hwan pada kesempatan talkshow Educatalk (23/1) di Universitas Medan Area (UMA) bahwa Korea
sendiri bisa sampai ke tahap sekarang, maksudnya tahap dimana sistem
pendidikannya sudah dikatakan sangat baik dikarenakan mereka sudah mengadaptasi
lebih dahulu sistem pendidikan negara Amerika dan Jepang. Tidak diadopsi secara
keseluruhan, tetapi disesuaikan dengan kebiasaan dan budaya Korea sendiri.
Hal
itu berawal dari komunikasi yang tidak bersinergi antara orang tua dari guru
sekitar 20 tahun lalu, kebanyakan dari orang tua masih menganggap bahwa
pendidikan itu tidak penting meski guru-guru disana sudah berusaha jauh lebih
ekstra meyakinkan pada mereka. Hingga akhirnya generasi muda pada zaman tersebut
terjun ke lapangan, mendatangi para orang tua untuk menyadarkan kepada mereka
makna penting sebuah pendidikan. Lambat laun, para orang tua mengerti dan saat
itulah para pendidik di Korea mulai bergerak memajukan sedikit demi sedikit
sistem pendidikannya. Setelah anak-anak dari orang tua tersebut dewasa, kini
mereka menjadi penerus generasi muda dahulu sehingga sistem pendidikannya tetap
bagus sampai sekarang bahkan melahirkan generasi-generasi bangsa yang
berkualitas.
Sistem
pendidikan yang Korea contoh dari Amerika dan Jepang tidak berlangsung begitu
saja. Korea melakukan penelitian terlebih dahulu, melakukan diskusi dengan
dinas pedidikan dan jajarannya lalu kemudian disesuaikan dengan kebiasaan yang
ada.
Guru |
Prof.
Dr. Abdul Munir, M.Pd selaku dekan Fakultas Psikologi UMA yang kebetulan juga
narasumber dalam kesempatan ini mengungkapkan pendapatnya mengenai sistem
pendidikan di Indonesia “memang benar, Indonesia belum tertata secara baik
sistem pendidikan dan cara pengajarannya. Banyak persoalan yang harus kita
tuntaskan dalam membenahi pendidikan itu sendiri, misalnya dengan cara
mentransfer pengetahuan, mentransfer nilai dan mentransfer situasi yang ada
kepada peserta didik,” jelasnya.
Munir
juga bercerita bahwasanya ada baiknya Indonesia memakai sistem belajar seperti student centre learn. Tidak monoton
seperti yang diterapkan guru-guru pada umumnya. Kesalahan Indonesia hanyalah
pada metode, seperti bagaimana seorang guru khawatir anak didiknya tidak lulus
ujian nasional lalu menaikkan nilai siswanya untuk menyelamatkan.
Indonesia |
Hal tersebut
menyebabkan dampak sosial seperti siswa menjadi malas untuk belajar karena
merasa kemampuannya sudah cukup, disini terlihat bahwa guru indonesia kerap
terjebak pada metode yang tidak benar. Ada baiknya dilakukan pembinaan secara
afektif, kognitif maupun motorik untuk merangsang keinginan belajar lebih baik. Park
Hwan menuturkan kembali melalui terjemahan dari Staffnya Kim Do Yeon dan Ariyani
bahwa bukan hanya pengajaran seorang guru saja yang perlu diperbaharui tetapi
bagaimana mereka hidup. Ekspektasi guru kepada siswa adalah hal-hal baik tetapi
hal tersebut terkadang bersebrangan dengan apa yang diharapkan oleh orang tua
siswa, kebanyakan dari orang tua hanya fokus kepada nilai dan prestasi akademik
semata tidak pada apa hal positif yang sudah siwa tersebut lakukan. Yang
terpenting adalah bagaimana komunikasi antar guru, siswa dan orang tua dapat
bersinergi mewujudkan satu pemahaman.
Indonesia
tergambarkan dari Korea 20 tahun silam yaitu masih berada pada masa dimana
Indonesia masih berjuang membangun edukasi untuk menciptakan generasi impian.
Dahulunya orang tua di Korea masih berfokus pada uang dan pekerjaan setelahnya
baru pendidikan, tetapi berkat generasi pada zaman tersebut sistem Pendidikan
di Korea berubah. Hasilnya lingkungan positif merubah segalanya.
Lingkungan |
Melalui
tema Educatalk yaitu sinergi tiga poros antara lain orang tua, Guru dan
Lingkungan yang diselenggarakan oleh Komunitas Generasi Impian dan bekerja sama
dengan Pemerintahan Mahasiswa serta Universitas Medan Area diharapkan mampu
menciptakan sistem pendidikan Indonesia dan metode pengajaran yang lebih baik
lagi. Dan generasi muda adalah harapan untuk menjadi generasi impian yang dapat
melakukan perubahan signifikan tersebut.
Di
akhir acara, Park Hwan kembali memberikan pernyataan untuk menggugah semangat
generasi muda impian Indonesia. Beliau mengungkapkan mimpi bisa menjadi nyata
tetapi hal itu hanya akan menjadi omong kosong kalau tidak diaplikasi melalui
langkah-langkah terbaik.
“Saya
percaya kita semua disini bisa menjadi leader-leader
yang membanggakan,”tutupnya.
Komentar
Posting Komentar